Mojokerto, 2 Juli 2025 – Dosen dan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen FEB-UWKS yang tergabung dalam tim Program Pengabdian Masyarakat (PenMas) telah melakukan program pendampingan manajemen pada pelaku industri mikro dan kecil di sentra batik kota Mojokerto Selasa, 1 Juli 2025. Program pendampingan ini diharapkan mampu mengurangi kesenjangan berbagai permasalahan manajemen yang sedang dihadapi pelaku usaha, serta memberi alternatif solusi yang lebih aplikatif dan cepat sesuai dengan tingkat permasalahan yang sedang dihadapi oleh para pelaku industri batik di kota Mojokerto.
Tahun 2025 tim PenMas dari Program Studi Magister Manajemen FEB UWKS melakukan perubahan metode PenMasnya menjadi program pendampingan yang diharapkan mampu langsung menyentuh esensi permasalahan yang dihadapi oleh masing masing pelaku usaha, karena tim PenMas melakukan interaksi secara langsung melakukan diskusi, dialog terkait berbagai kendala manajemen dan menemukan solusi bersama dengan pelaku usaha, sehingga setiap problem manajemen yang dialami pelaku usaha mikro dan kecil dapat dituntaskan secara rinci sesuai yang diungkap oleh pelakunya sendiri.
Program pendampingan manajemen industri mikro dan kecil ini dirancang oleh tiga dosen Program Studi Magister Manajemen FEB-UWKS yang terdiri dari: Prof. Dr. Wahyudiono, SE., MM; Dr. Dwi Bhakti Iriantini, SE., M.Si dan Dr. Santirianingrum Soebandhi, SE., M.Com. Program pendampingan manajemen meliputi aspek manajemen industri mikro dan kecil, aspek manajemen pengolahan, aspek manajemen keuangan/akuntansi, aspek manajemen pemasaran, aspek strategik pemasaran, aspek platform digital dan pemanfaatan media sosial yang dapat diimplementasikan untuk pengembangan usaha bagi pelaku industri batik di kota Mojokerto. Pelaksananaan Program PenMas ini bersinergi dengan UPT. Aneka Industri dan Kerajinan Provinsi Jawa Timur, Dinas Koperasi, IKM, Perdagangan dan Perindustrian kota Mojokerto yang saat ini sedang mengemban tugas untuk membina dan mengembangkan usaha industri mikro dan kecil kecil serta kerajinan di seluruh kota dan kabupaten di wilayah Jawa Timur.
Acara program pendampingan manajemen industri mikro dan kecil dibuka oleh Kasubdit Koperasi, IKM, perdagangan dan Perindustrian kota Mojokerto. Dalam kata sambutannya beliau menyampaikan ucapan terima kasih kepaada Tim PenMas Prodi Magister Mnajemen, bahwa program pendampingan manajemen ini sangat membatu pelaku industri batik kota Mojokerto di dalam mengembangkan usahanya melalui implementasi model manajemen yang layak sesuai tingkat kebutuhan pelaku usaha batik, dimana saat ini mereka masih menghadapi berbagai kendala manajemen untuk pengembangan bisnisnya. Materi pendampingan manajemen pada pelaku industri mikro dan kecil dilakukan melalui tiga tahapan: 1) identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh pelaku industri batik, identifikasi ini bertujuan untuk menggali permasalahan yang urgen dan membutuhkan kajian dan prioritas solusi yang cepat dan tepat, 2) pemberian alternatif solusi melalui diskusi bersama dengan pelaku industri batik, tahap ini di lakukan semacam focus group discussion (FGD) dengan tujuan memberi sharing pemikiran yang dapat dipergunakan untuk membuat solusi yang komprehensif sesuai dengan permasalahan yang relevan dengan kondisi industri batik, 3) merekomendasikan solusi atas permasalahan manajemen yang terbaik dengan memberi catatan kebaikan dan kelemahannya.
Tim Penmas Prodi magister manajemen telah mengidentifikasikan dua permasalahan urgen dan relevan untuk dikaji dalam focus group discussion yaitu; 1) penjualan produk batik kurang stabil dalam kurun waktu satu tahun, 2) pengelolaan usaha batik yang kurang efektif untuk mendukung pengembangan usaha jangka panjang. Melalui diskusi yang panjang dan pemahaman dari pelaku industri batik dapat direkomendasikan beberapa solusi sebagai berikut: Pertama untuk menstabilkan penjualan batik dalam jangka waktu satu tahun kedepan dapat dilakukan dengan beberapa cara: a) penguatan kerja sama dengan instansi pemerintah, perusahaan dan lembaga lain untuk menggunakan produk dari sentra batik kota Mojokerto sebagai salah satu seragam bagi pegawainya, b) membentuk paguyuban batik, dimana mereka secara bersama mengelola pemasaran melalui penggunaan platform digital, media sosial, mengikuti pameran secara berkala dan berkelanjutan, c) bekerja sama dengan pihak pengelola plaza, pengelola hotel dan gallery dikota besar, namun hal ini harus dilakukan dengan hati hati biasanya kerjasama ini memerlukan kontrak atau perjanjian yang harus dipahami dan sebaiknya ada pihak yang turut memberi jaminan. Kedua pengelolaan batik yang efektif dan pengembangan usaha batik jangka panjang ada beberapa rekomendasi diantaranya: a) penguatan koperasi yang menaungi usaha batik di kota Mojokerto, b) koperasi harus fokus pada pengelolaan usaha batik yang meliputi penyediaan bahan, aspek pemasaran, pemenuhan fasilitas usaha, menjalin mitra kerjasama, pengembangan usaha, c) pelaku usaha batik fokus pada proses produksi/pembuatan batik sesuai kebutuhan dan selera pasar.
Program PenMas dosen dan mahasiswa Prodi Magister Manajemen FEB-UWKS telah menyiapkan program pendampingan manajemen bagi pelaku industri batik di Mojokerto untuk kurun waktu minimal satu tahun kedepan secara berkala dan terstruktur, dengan harapan setiap solusi yang telah direkomendasikan dapat dimplementasikan, dimonitor hasilnya dan dievaluasi tingkat keberhasilannya dalam menerapkan manajemen pelaku industri di sentra batik Mojokerto. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya sebagai salah satu perguruan tinggi besar di kota Surabaya diharapkan mampu tampil sebagai penggagas program pengabdian masyarakat yang mampu menyodorkan alternatif solusi atas berbagai permasalahan yang muncul ditengah masyarakat khususnya permasalahan manajemen yang dihadapi oleh pelaku usaha mikro dan kecil. Program pengabdian masyarakat harus mampu menjadi media pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengenal dunia usaha secara riil, sehingga program pengabdian masyarakat mampu memberi sumbangsih kepada kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan pada aspek manajemen, teknologi bahkan aspek permodalan, namun memiliki tekat yang kuat untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih modern, lebih maju, lebih baik dan mampu menjaga keberlanjutan usahanya dimasa mendatang, yang saat ini terus digempur oleh bisnis bermodal besar dan para kapitalis yang cenderung ingin mematikan pelaku usaha kecilProgram pendampingan memiliki nilai kemanfaatan jauh lebih efektif dalam pengembangan kompetensi pelaku industri mikro dan kecil dibanding dengan program pelatihan namun memiliki tingkat kompleksitas yang lebih rumit, baik dalam penyusunan perencanaan, implementasi, waktu, tenaga dan konsef. Kelebihan dari program pendampingan diantaranya: a) setiap permasalahan pelaku usaha mikro dan kecil dapat ditelaah melalui focus group discussion secara detail dan mendalam secara bersama antara pelaku usaha dengan tim pendamping manajemen, sehingga dihasilkan solusi terbaik untuk dipahami oleh pelaku usaha, b) program pendampingan memberikan solusi yang langsung dapat diimplementasi dalam bisnis sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh pelaku industri mikro dan kecil, c) pelaku industri mikro dan kecil batik di Mojokerto dapat berinteraksi secara langsung dengan tim pendampingan manajemen, sehingga setiap pelaku industri langsung memahami apa yang menjadi permasalahan usahanya sekaligus memberi alternatifnya. Tim pendampingan manajemen kedepannya harus memperluas obyek dan cakupan materinya, sehingga diperlukan program pengabdian masyarakat lintas prodi bahkan lintas fakultas, sehingga program pendampingan manajemen dapat menuntaskan permasalahan pelaku industri mikro dan kecil sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masing masing kelompok pelaku industri mikro dan kecil.


