Surabaya, 11 Juli 2025 – Pusat Studi Kewijayakusumaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) kembali menggelar agenda budaya bertajuk Purnama Kemajapahitan. Pada edisi kali ini, acara mengusung tema “Nandur Budi Nampa Purnomo” yang sarat makna, dengan semangat “Ngudi Sinar Purnama saka Lekakon Majapahit lan Pitutur Luhur.” Kegiatan istimewa ini akan diselenggarakan pada Kamis, 10 Juli 2025 bertempat di Pelataran Candi Penataran UWKS, dimulai pukul 19.00 WIB dan terbuka untuk khalayak umum.
Purnama Kemajapahitan menjadi salah satu agenda rutin yang dirancang untuk menggali kembali nilai-nilai luhur peninggalan Majapahit, sekaligus memperkuat jati diri kebudayaan lokal di tengah arus globalisasi. Melalui acara ini, UWKS berupaya menghadirkan ruang diskusi, refleksi, serta pertunjukan seni yang mampu menjembatani pengetahuan sejarah dengan praktik kebudayaan masa kini.
Dalam kesempatan ini, hadir sejumlah narasumber dan tokoh penting. Di antaranya Dr. Jarmani, S.Pd., M.Pd. serta Neta Tabhita Partika yang akan memberikan perspektif akademis dan refleksi kebudayaan. Sementara itu, dua narasumber spesial, Bagus Cokro dan Heroe Budiarto, akan turut memperkaya acara dengan pengalaman serta gagasan kreatifnya dalam bidang seni dan budaya. Kehadiran mereka diharapkan mampu memberikan inspirasi baru bagi generasi muda untuk terus menjaga, mengembangkan, sekaligus merelevansikan nilai-nilai budaya Majapahit dalam kehidupan modern.
Selain itu, acara ini juga akan diramaikan oleh pertunjukan seni, musik, dan ekspresi budaya yang menghadirkan kolaborasi lintas generasi. Penampilan ini bukan hanya berfungsi sebagai hiburan, melainkan juga sebagai sarana untuk menghidupkan kembali semangat Majapahit yang penuh kearifan lokal.
Menurut penyelenggara, melalui Purnama Kemajapahitan, UWKS ingin menegaskan bahwa sejarah dan budaya bukan hanya warisan masa lalu, melainkan fondasi untuk membangun masa depan yang lebih bijaksana. Nilai-nilai luhur seperti kebijaksanaan, keteguhan, serta budi pekerti diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dalam menghadapi tantangan zaman.
Acara ini terbuka untuk umum, sehingga tidak hanya melibatkan civitas akademika UWKS, tetapi juga masyarakat luas yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian budaya. Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan mampu mempererat hubungan antara perguruan tinggi, komunitas seni, serta masyarakat sebagai bagian dari upaya kolektif melestarikan warisan kebudayaan Majapahit.
